Pengertian cinta kasih
Cinta
dan Kasih adalah sesuatu yang sangat berkesan bagi semua manusia Makna cinta dan
kasih yaitu sama semua menghasilkan makna yang tiada batas. Cinta adalah
kekuatan manusia yang paling tinggi oleh karena itu semua orang memiliki cinta.
Selain itu Cinta juga sumber kekuatan dari segalanya, kita tidak akan dapat
mewujudkan setiap impian kita tanpa cinta karena cinta dapat memberikan
dorongan dan motivasi terhadap diri seseorang.untuk menghasilkan sesuatu yang
dinginnkan dapat tercapai dengan indah. Sedangkan kasih adalah perasaan sayang
atau cinta kepada atau sangat menaruh belas kasihan. sehingga kata kasih
memperkuat rasa cinta, Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan
suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Banyak orang memaknakan arti cinta itu kepada pasangannya dan sedangkan kasih itu
diberikan kepada ibu,ayah, adik,kakak, nenek,kakek,teman,sahabat,saudara lainya
bahkan kita bisa memberikan kasih kepada orang lain yang belum kita kenal
sebelumnya. walah sejauh ini terlihat berbeda antara cinta dan kasih, tetapi
makna yang sesungguhnya adalah sama-sama memiliki rasa sayang terhadap
seseorang.
Tanpa
kasih, cinta tidak akan muncul begitu saja sebaliknya. dan bukan hanya manusia
yang mempunyai cintah dan kasih tetapi seluruh mahluk hidup di dunia
memilikinya. Cinta kasih tidak selalu ditujukan kepada pasangan kita tetapi
pada dasarnya cinta kasih adalah anugerah yang dianugerahkan tuhan kepada
seluruh makhluk-mahluknya, misalnya , ketika seekor hewan yang hidup
sendirian,sudah pasti nantinya akan mati dan tak tau arah,sama dengan manusia yang
butuh akan mahluk lainnya untuk saling melengkapi. seperti hewan dengan anaknya, ketika anaknya
diganggu oleh hewan lainya dengan sendirinya induk dari anak hewan terebut
melindungi anaknya.Naluri inipun ada pada manusia, dimulai dari cinta kasih
orang tua kepada anaknya, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi naluri kasih
sayang ini dapat tertutup jika terdapat hambatan – hambatan misalnya
pertengkaran, permusuhan, ketidaksukaan dan lainnya.
Cinta adalah
rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta
(kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat
diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.
Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1. Cinta bersifat manusiawi
2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur - unsur dasar tertentu yaitu:
1. Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
2. Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
3. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
4. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
• Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
• Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
• Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.
Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1. Cinta bersifat manusiawi
2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur - unsur dasar tertentu yaitu:
1. Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
2. Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
3. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
4. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
• Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
• Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
• Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.
Cinta menurut ajaran agama
Ada
yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup, manusia masih mendambakan teganya
cinta dalam kehidupan ini. Disatu pihak, cinta didengung-dengungkan lewat lagu
dan organisasi perdamaian dunia, tetapi dilain pihak, dalam praktek kehidupan,
serta sebagai dasar hidup jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan
ajaran cinta kepada manusia. Tidak kurang seorang Nabi yang bernama Ibrahim
yang mendapat kritik tentang cinta. Suatu saat Ibrahim mendambakan seorang
anak. Setelah ahir anak yang dicintainya (Ismail), ternyata cinta Ibrahim
kepada anaknnya dapat menggeser cintanya kepada PenciptaNya sehingga Tuhan
mencobanya dengan menyuruh Ibrahim menyembelih anaknya. Perintah ini menimbulkan
konflik dalam diri Ibrahim, siapa yang harus dicintai, Tuhan atau anaknya.
Cuplikan
peristiwa ini memberikan indikasi kepada kita bahwa cinta itu harus
proporsional dan adil, jangan lupa diri karena cinta. Untuk itu agama
memberikan tuntunan tentang cinta. Berbagai bentuk cinta ini terdapat didalam
al-qur’an.
Cinta Diri
Al-quran
telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri,
kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindari diri dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, mulai ucapan Nabi SAW. Bahwa seandainya dia mengetahui hal-hal yang
gaib, tentu dia akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhan
dirinya dari segala keburukan:
“… Dan sekiranya kau mengetahui hal yang gaib, tentulah aku akan
memperbanyak kebaikan bagi diriku sendiri dan aku tidak akan ditimpa
kemudaratan …”(Q.S 7:188).
Demikian pula :
“Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan, tetapi jika mereka
ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa lagi putus harapan” (Q.S 41:49).
Manusia
cinta pada dirinya agar terus menerus ikaruniai kebaikan, tetapi apabila
ditimpa bencana, ia menjadi putus harapan.
Cinta Kepada Sesama Manusia
Alla
memerintahkan manusia agar saling mencintai diantara sesamanya.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat” (Q.S 49:10).
Dalam
al-qur’an terdapat pujian bagi kaum Anshar karena rasa cintanya kepada kaum Muhajirin.
Orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah berian (Anshar) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah
kepada mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hat mereka terhadap
apa-apa yang diberikan kepada mereka )orang Muhajirin); mereka mengutamakan
(orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka sendiri dalam
kesusahan.
“Dan siapa yang dipeihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung” (Q.S 59:9).
Cinta
diri diantara sesama manusia menurut ajaran agama Islam ditandai dengan sikap
yang lebih mengutamakan (mencintai) orang lain daripada dirinya sendiri.
Cinta Seksual
Cinta
erat kaitannya dengan dorongan seksual. Hal ini dituliskan dalam al-qur’an :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jeismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir” (Q.S
30:21).
Dalam ayat lain:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-aa
yang dingin, yaitu wanita-wanita” (Q.S 3:14).
Cinta
seksual merupakan bagian dari kebutuhan manusia yang dapat melestarikan kasih
sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Seks merupakan faktor
yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
Cinta Kebapakan
Cinta
ibu kepada anaknya, atau dorongan keibuan, merupakan dorongan fisiologis.
Artinya, terjadi perubahan-perubahan fisiologis dan fisis yang terjadi pada
diri si ibu sewaktu mengandung, melahirkan, dan menyusui. Dorongan kebapakan
tidak seperti dorongan keibuan, tetapi dorongan psikis. Hal in tampak dalam
cinta bapak kepada anaknya karena ia merupakan sumber kesenangan dalam
kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor
penting bagikelangsungan peran bapak dalam kehidupan, dan tetap terkenangnya
dia seteah meninggal dunia. Hal ini nampak jelas pada cinta Nabi Yakub a.s
kepada puteranya, Yusuf a.s, yang membangkitkan cemburu adiknya dan dengki
saudara-saudaranya yang lain.
“…Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih
dicintai oleh ayah kita sendiri, padalah kita (ini) adalah saru golongan (yang
kuat)…” (Q.S 12:8).
Demikian
pula nampak cintanya Nabi Nuh a.s kepada puteranya :
“Ya Tuhan, sesungguhnya anakku termasuk keuargaku, dan
sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah hakim yang
seadil-adilnya” (Q.S
11:45).
Cinta Kepada Allah
Puncak
cinta manusia yang paling jernih, bening dan spiritual ialah cintanya kepada
Allah swt dan kerinduan kepada-Nya. Tidak hanya shalat, pujian, dan doanya,
tetapi semua tindakan dan tingkah lakunya ditujukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan ridha-Nya. Dalam firman Allah:
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
kau, nsicaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun
lagi maha penyayang” (Q.S
3:31).
Cinta
seorang mukmin kepada Allah melebihi cintanya kepada segala sesuatu yang ada
didalam kehidupan ini, melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anak-anaknya,
isteri-isterimnya, kedua orang tuanya, keluarganya, dan hartanya.
“Katakanlah jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khwatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dai) berijtihad di jalan-Nya,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Q.S 9:24)
Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan merupakan pendorong dan
mengarahkannya kepada penundukan semu bentuk kecintaan lainnya. Cinta kepada Allah
akan membut seseorang menjadi mencintai sesame manusia, hewan, semua makhluk
Allah dan seluruh alam semesta.
Cinta Kepada Rasul (Muhammad)
Cinta
kepada Rasul merupakan peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Karena Rasul
Muhammad bagi kaum muslimin merupakan contoh ideal yang sempurna bagi manusia,
baik dalam tingkah laku, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S 68:4)
Cinta
kepada Rasul ialah karena beliau merupakan suri tauladan, mengajaran al-qur’an
dan bijaksana. Muhammad telah menanggung derita dan berjuang dengan penuh
tantangan sampai tegaknya agama Islam.
Cinta Kepada Ibu-Bapak
Cinta
kepada ibu-bapak dalam agama Islam sangat mendasar, menetukan ridha tidaknya
Tuhan kepada manusia. Sabda nabi Muhammad Saw :
“Keridhaan allah
bergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah bergantung
kepada kemurkaan kedua orang tua pula.” (H.R
At-Turmudzy).
Khusus
mengenai cinta kepada kedua orang tua ini, Tuhan memperingatan dengan keras
melalui ajaran akhlak mulia dan langsung dengan tatakramanya.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia, dan hendaklah kamu berbut baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemelihraanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada
mereka ucapan yang mulia. Rendahkanla dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan, dan ucapkanlah : wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S 17:23-24).
Seluruh
uraian tentang konsep cinta menurut ajaran Islam memberikan kejelasan kepada
kita bahwa makna cinta menurut ajaran agama berbeda dengan makna cinta menurut
kajian filsafat. Konsep cinta menurut konsep agama sifatnya lebih realistis dan
operatif, sedangkan dalam konsep filsafat gambarannya bersifat abstrak. Dalam
agama, cinta adalah suatu dinamisme aktif yang berakar dalam kesanggupan kita
untuk member cinta dan menghedaki perkembangan dan kebahagiaan orang yang
dicintai. Apabila ada orang yang egois tak dapat mencintai orang lain,
sesungguhnya ia sendiri
tidak dapat mencintai dirinya sendiri
Kasih sayang
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta
adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih
sayang ini merupakan pertumbuhan dari
cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka
didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi
sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam
kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,
saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan
yang bulat dan utuh.Bila salah satu
unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah
keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah
kebahagian rumah tangga itu.
Kasih
sayang, dan cinta merupakan milik semua orang. Manifestasi dari kasih sayang
dan cinta dapat menciptakan lingkungan yang tenteram. Karena setiap individu
menyadari makna yang paling hakiki dari rasa kasih sayang dan cinta. Dengan
kasih sayang kita akan selalu menghargai karya orang lain.
Erich Fromm (1983:54)
dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta,
yaitu:
1.Cinta Persaudaraan,
diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak
mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
2.Cinta Keibuan, kasih
sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
3.Cinta Erotis, kasih
sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya
khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang
melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali
tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
4.Cinta Diri Sendiri,
yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika
mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani
dan rohani.
Kasih sayang dalam diri
pribadi seseorang, antara lain :
1. Pemurah : Sikap
infak, yakni rela membelanjakan harta bagi kepentingan keluarga dan ama social.
2. Tolong menolong :
sikap gotong royong
3. Pemaaf : Berlapang
dada, memafkan sahabat – sahabatnya yang pernah bersalah.
4. Damai : Cenderung
mengulurkan tangan, perdamaian kepada orang yang memusuhinya.
5. Persaudaraan : Rasa
kasih sayang kepada sesame mukmin dan muslim
6. Menghubungkan tali
kekeluargaan (Silaturahmi) : seorang muslim tidak akan senang memutuskan tali
kekeluargaan.
Kemesraan
berasal dari kata mesra yang berarti
erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan
sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan
realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban
yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Filsuf
Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan jika seorang pemuda jatuh
cinta pada seorang gadis secara serius,ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia
mulai hidup untuk oranglain.Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas
manusia
Tingkatan kemesraan
dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
·
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi
dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki
kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
·
Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi
antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal
perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya
semakin berkurang.
·
Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemesraan
bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan
dengan jalan – jalan dan sebagainya.
Pemujaan
Pemujaan
berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa
– dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada
orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah
perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna
dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara
Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan
ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan
tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi
pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang
lebih indah.
Belas
kasihan dan cinta kasih erothis
Belas Kasihan
pengertian
belas kasih
Belas
kasih (composian)adalah kebajikan -satu di mana kapasitas emosional empati dan
simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu
sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar
ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain.. Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda
Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain.. Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda
cara-cara
menumpahkan belas kasih
1.
Menunjukan
bahwa kita peduli
2.
Memberikan
perhatian
3.
Menjaga
4.
Berbicara
dengan lembut
5.
Memberi
sesuatu tanpa mengingatnya
Cinta
kasih erothis
yaitu
kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya.
cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama cinta kasih
erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif
berupan jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu ,
pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya
sementara.
Keinginan seksual
menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisi
belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan seksual
dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang
mendalam.
Dalam cinta
kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih
persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam
cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak
milik, contoh sering kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling
mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainya.
Cinta kasih
erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa
seseorang sunguh-sunguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang
sedalam-dalamnya dan menerima pribadi orang lain(wanita ataupun pria). Hal ini
merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua
mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, beda halnya dengan
kebudayaan barat/ zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima
sama sekali. Cinta kasih hanya di anggap sebagai hasil suatu reaksi emosional
dan spontan.
Dengan
demikian, bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun
pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar