Dalam suatu
organisasi tentunya dibutuhkan berbagai proses untuk mencapai tujuan dari
organisasi itu sendiri, kali ini saya akan membahas proses organisasi dengan
cara mempengaruhi dan proses pengambilan keputusan.
1. Proses Mempengaruhi
-Pengertian Pengaruh
Pengaruh
adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik maupun tidak
baik,yang dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga
mengakibatkan suatu perubahan perilaku serta kebiasaan, baik itu individu atau
kelompok.
-Elemen-elemen
yang ada dalam suatu proses mempengaruhi antaralain :
- Orang yang mempengaruhi
- Metode yang digunakan untuk mepengaruhi,dan
- Orang yang di pengaruhi
- Metode mempengaruhi
- Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
- Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
- Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam mempengaruhi individu maupun kelompok.
- Kharisma (daya tarik), pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian.
-Daerah
pengaruh mencakup hubungan-hubungan,
- Antar perseorangan
- Kelompok dengan seseorang,dan
- Seseorang dengan Kelompok
- Analisis
French-Raven
Mereka
mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh, dan pengaruh berdasarkan
pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oleh
seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap orang lain. Konsep penting
atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam)
sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang direalisasikan).
French-
Raven membagi 5 sumber basis kekuasaan:
- Kekuasaan Balas jasa
- Kekuasaan Paksaan
- Kekuasaan Sah
- Kekuasaan Ahli
- Kekuasaan Panutan
Contoh Kasus :
Pada tahun
2011 lalu, nama Muhammad Nazaruddin ramai diperbincangkan. Selain dikenal
sebagai politisi karena jabatannya sebagai Bendahara Umum Demokrat, dia
ternyata dikenal juga sebagai pengusaha. Dia bertambah terkenal
belakangan sejak namanya kembali disebut-sebut di berbagai pemberitaan karena tersangkut
masalah hukum. Kasus yang terbaru yang membelit Nazaruddin dan sekaligus
mengegerkan Partai Demokrat adalah dugaan keterlibatannya dalam kasus suap
kepada Wafid Muharram, mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kasus
itu membuat para anggota Partai Demokrat bersikap malu dan telah mempengaruhi
juga organisasi HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam) yang dimana Nazaruddin tersebut
pernah menjadi anggota organisasi tersebut. Membuat HMI merasa malu, dan banyak
komentar yang pedas dilontarkan tentang perilaku Nazaruddin tersebut.
Kasus itu juga kabarnya mengusik Istana (Presiden SBY). Sehingga beredar
pula kabar, Nazaruddin bisa saja dipecat dari jabatannya di partai.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Proses
pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari
beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan
terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat
diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana
cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah :
yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat
ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after
discussion), dan kesepakatan (consensus).
- Kewenangan Tanpa Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
·
Pendapat Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
·
Kewenangan Setelah
Diskusi
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lain.
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lain.
·
Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat
metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya
tidak dapat dikatakan metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode
yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok
digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai bergantung pada faktor :
- Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan
- Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
- Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
- Menurut Fisher pada hakekatnya ada dua
model proses pengambilan keputusan yaitu
a. Model preskriptif (pemberian resep perbaikan) :
- Menerangkan bagaimana kelompok seharunya mengambil keputusan.
- Memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus.
- Di ambil berdasarkan pada proses yang ideal.
Contoh :
model pemikiran reflektif yang di kemukakan oleh Dewey yaitu PERT.
b. Model deskriptif :
- Meneruskan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan tertentu.
- Berhubungan dengan observasi kelompok yang mengambil keputusan-keputusan dan menggambarkan proses tersebut.
- Diambil berdasarkan realitas observasi
- Konsep Pengambilan Keputusan, yaitu:
- Identifikasi dan diagnosis masalah
- Pengumpulan dan analisis data yang relevan
- Pengembangan dan evaluasi alternatif
- Pemilihan alternatif terbaik
- Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil -hasil.
- Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
- Keputusan- keputusan perseorangan dan strategi
- Kepusan- keputusan pribadi dan strategi
- Keputusan- keputusan dasar dan rutin
-Teknik Pengambilan Keputusan
- Teknik- teknik kreatif: Brainstorming & Synectics
- Teknik- teknik partisipatif
- Teknik- teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Contoh Kasus:
Pengambilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan
nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan
partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000). Otonomi
dalam si … keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan
nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan
partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi
dalam sistem dan pen … organisasi. Begitu juga dalam organisasi kependidikan,
keputusan pendidikan merupakan faktor esensial dalam menentukan
kebijakan-kebijakan pendidikan. Oleh karena itu sebuah keputusan pendidikan
perlu ditentukan melalui proses pengambilan keputusan …
Dalam era
desentralisasi, sekolah memiliki otonomi yang seluas-luasnya yang menuntut
peran serta masyarakat secara optimal. Bentuk nyata dari otonomi pendidikan dan
otonomi sekolah adalah manajemen berbasis sekolah.Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (MPMBS) atau School Based Management merupakan
pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh
sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan
sekolah (stakeholders) secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk
memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi dari
MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk
mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan
pengelolaan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi
seluruh lapisan masyarakat (Caldwell dan Spinks, 1992). Konsep ini merupakan
suatu bentuk pengelolaan sekolah yang menjamin sekolah memiliki otonomi yang
luas dalam mengelola pembelajaran, sumber dayanya, menentukan kebijakan yang
sesuai dengan keinginan lembaga dan masyarakat, serta dalam pengelolaannya
melibatkan orang tua dan masyarakat, dan tidak mengabaikan kebijakan nasional.
Melalui kebijakan ini, pihak sekolah memiliki keleluasaan dalam pengambilan
keputusan tentang pengelolaan sumber daya, kurikulum, dan peningkatan
profesionalisme guru dan staf. Hal ini tentu menuntut keleluasaan guru dan
karyawan dalam berapresiasi dan berinovasi sesuai dengan kondisi lingkungan
yang ada, tanpa harus terikat dengan aturan-aturan kurikulum yang ketat.
Materi
Referensi:
http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/contoh-kasus-dan-contoh-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar