Teori dan Arti Penting Kepemimpinan
I . Pengertian Kepemimpinan
Secara sederhana,
apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah seorang di antara mereka
“mengajak” teman-temannya untuk melakukan sesuatu (Apakah: nonton film, bermain
sepak bola, dan lain-lain). Pada pengertian yang sederhana orang tersebut
telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur “mengajak” dan
mengkoordinasi, ada teman dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi, dalam
merumuskan batasan atau definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang
mudah dan banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang
tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing. Beberapa definisi yang
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
1) Koontz dan O’donnel : mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhisekelompok
orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan
kelompoknya.
2) Wexley dan Yuki (1977) : kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi
orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau
merubah tingkah laku mereka.
3) Georger R. Terry : epemimpinan adalah
kegiatan mempengaruhi orang-orang
untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
4) Pendapat lain : kepemimpinan merupakan suatu proses dengan
berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang.
Dari keempat
definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang dilihat oleh para
ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan bersama.
II. Arti Penting Kepemimpinan dalam Organisasi
Pemimpin : merupakan salah satu orang
atau tokoh yang dapat memimpin dan memerintah ato sebagainya untuk menjalankan
tugas organisasi sesuai tujuan.
Maka dalam
organisasi sosok pemimpin sangatlah penting, karena sosok pemimpin merupakan
penyeimbang dari organisasi,contoh jika para anggota berebut untuk mendapatkan
hak masing2, maka pemimpinlah yang berhak mengatur. selain bertugas
memerintah pemimpin juga bertugas memberi contoh yang baik untuk bawahannya.
Dalam memilih dan menentukan seorang pemimpin terdapat
beberapa teori yang dipelajari yaitu :
A.Teori Genetic
Penganut teori ini berpendapat bahwa seorang pemimpin memiliki bakat atau jiwa kepemimpinan sejak ia lahir. Artinya jiwa kepemimpinan itu takdir dari Tuhan untuk menjadikan seorang sebagai pemimpin. (Leaders are born and note made).
Penganut teori ini berpendapat bahwa seorang pemimpin memiliki bakat atau jiwa kepemimpinan sejak ia lahir. Artinya jiwa kepemimpinan itu takdir dari Tuhan untuk menjadikan seorang sebagai pemimpin. (Leaders are born and note made).
B.Teori Sosial
Berbeda dengan teori geneti yang berpendapat bahwa kepemimpinan adalah takdir, penganut teori ini berpendapat bahwa semua manusa berhak menjadi pemimpin asalkan ia mau belajar dan diberikan kesempatan untuk itu. (Leaders are made and note born).
Berbeda dengan teori geneti yang berpendapat bahwa kepemimpinan adalah takdir, penganut teori ini berpendapat bahwa semua manusa berhak menjadi pemimpin asalkan ia mau belajar dan diberikan kesempatan untuk itu. (Leaders are made and note born).
C.Teori Ekologis
Teori ini merupakan gabungan sisi poditif antara teori genetic dan teori social, dimana seseorang akan menjadi pemimpin yang baik apabila sudah ditakdirkan Tuhan dan memiliki bakat untuk menjadi pemimpin, yang kemudian bakat-bakat tersebut dikembangkan dengan cara belajar dan adanya kesempatan untuk menambah pengalaman dan mengembangkan bakat tersebut.
Teori ini merupakan gabungan sisi poditif antara teori genetic dan teori social, dimana seseorang akan menjadi pemimpin yang baik apabila sudah ditakdirkan Tuhan dan memiliki bakat untuk menjadi pemimpin, yang kemudian bakat-bakat tersebut dikembangkan dengan cara belajar dan adanya kesempatan untuk menambah pengalaman dan mengembangkan bakat tersebut.
Tipologi kepemimpinan : disusun dengan titik tolak interaksi
personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat
dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya
antara lain:
1. Tipe Otokratis (Outhoritative,
Dominator)
Kepemimpinan
otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
- Mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
- Pemimpinnya selalu berperan
sebagai pemain tunggal,
- Berambisi untuk merajai
situasi,
- Setiap perintah dan
kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
- Bawahan tidak pernah diberi
informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
- Semua pujian dan kritik
terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi,
- Adanya sikap eksklusivisme,
- Selalu ingin berkuasa
secara absolut,
- Sikap dan prinsipnya sangat
konservatif, kuno, ketat dan kaku,
- Pemimpin ini akan bersikap
baik pada bawahan apabila mereka patuh.
2. Tipe Militeristis.
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin
tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut :
- Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya;
- Senang
pada formalitas yang berlebih-lebihan;
- Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
- Sukar
menerima kritikan dari bawahannya;
- Menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe
Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan ini lebih diidentikkan dengan
kepemimpinan yang kebapakan/keibuan
dengan sifat-sifat sebagai berikut:
- mereka
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan,
- mereka
bersikap terlalu melindungi,
- mereka
jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,
- mereka
hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
- mereka
memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau
bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
- selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
4. Tipe Kharismatis
Tipe kepemimpinan
karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa
untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik
dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan
yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa.
Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan
teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
5. Tipe Laissez Faire
Pada tipe
kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya
dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab
harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai
simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa
mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu
menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya
diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh
karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
6. Tipe Demokratis
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPEMIMPINAN
Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa
unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
1. Adanya seseorang
yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
2. Adanya orang
lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan
yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan
perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4. Adanya tujuan
yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi,
baik organisasi besar maupun kecil.
Sejalan dengan
pendapat Hadari tersebut, Poernomosidhi Hadjisarosa (1980;33) selanjutnya
merinci faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan yang tidak dapat
dilepaskan dari sifat kepemimpinan itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Dapat menyelesaikan
pekerjaar} melalui orang lain
a. harus menguasai
bidang kerjanya (tanpa kecuali)
b. bersikap ulet
c. diimbangi dengan
keluwesan
2. Melalui
orang lain
a. mampu
berorganisasi
b. mampu
berkomunikasi
c. bersikap
manusiawi
3. Dalam kerangka tanggungjawab
a. melakukan
tanggungjawab secara proporsional
b. dapat
dipercaya
c. berjiwa
stabil
4. Disertai dengan kepribadian
a. dapat memelihara
dan mengembangkan entusiasme
b. bersikap tanggap
c. dan tenang
5. Dan pengendalian ke
dalam
a. bersikap obyektif
a. bersikap obyektif
b. mampu
mengkoreksi diri
c. merasa dapat
diganti
6. Dengan keseimbangan dalam
pertimbangan
a. keseimbangan
antara keuletan dan pengertian
b. keseimbangan
antara pengetahuan dan tindakan
c. kesimbangan
antara kemajuan dan etika
7. Dan kelebihan dalam wawasan
a. dalam membawakan
produktivitas kerja pegawai
b. dalam menjangkau
gambaran masa depan
c. Ketangguhan
dalam menghadapi tantangan berat
Menurut Teori
Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang menentukan perilaku atau gaya
kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan gaya pemimpin tersebut berhubungan
dengan bawahan.
Hubungan antara
pemimpin dengan bawahan tersebut dapat bersifat
(1) berorientasi pada tugas (task
oriented sryle) dan
(2) berorientasi
pada bawahan (employee oriented style).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar